Sabtu, 01 September 2012

Perpustakaan Sebagai Target CSR

PERPUSTAKAAN SEBAGAI TARGET CSR

          Sepanjang sejarah manusia, perpustakaan bertindak selaku penyimpan khazanah hasil pikiran manusia. Hasil pikiran manusia itu dapat dituangkan dalam bentuk tercetak seperti buku, majalah, atau media tulisan lainnya; atau dalam bentuk non cetak seperti microfilm; atau dalam bentuk elektronik seperti database, CD, CDROM, DVD.

Sejalan dengan perkembangan media penyimpan hasil pikiran manusia tersebut, dimana media. yang pertama dikenal adalah dalam bentuk cetakan, maka jenis koleksi yang pertama kali di simpan di perpustakaan adalah buku-buku. Oleh karena itu istilah perpustakaan selalu dikaitkan dengan buku (pustaka). Dalam bahasa lainpun, misalnya dalam bahasa Inggris kita mengenal library yang berasal dari kata libri yang berarti -buku. Begitu pula istilah dalam bahasa lain seperti bibliotheek bahasa -Belanda, bibliothek bahasa Jerman, bibliotheque bahasa Perancis, semua berasal dari kata biblia_dari bahasa Yunani yang artinya tentang buku. 
Sulistyo-Basuki seorang pakar Ilmu Perpustakaan Indonesia mendefinisikan perpustakaan: "sebuah ruangan, bagian sebuah gedung, ataupun_gedung itu sendiri yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya yang biasanya disimpan menurut tata susunan tertentu untuk digunakan pembaca, bukan untuk dijual." (Sulistyo--Basuki, 1991). Dalam definisi ini dikemukakan sebuah konsep tujuan sosial dari suatuperpustakaan, yaitu perpustakaan mengumpulkan buku-buku sebagai koleksinya murni untuk memenuhi kebutuhan penggunanya secara cuma-cuma. Dengan demikian, secara historis kita mengenal perpustakaan sebagai satu unit kerja yang mengabdi pada kepentingan umum, dalam hal ini kepentingan memenuhi kebutuhan informasi _ masyarakat dengan aktivitasnya menyediakan layanan peminjaman buku-buku dan layanan pemberian informasi secara langsung. Seiring dengan kemajuan teknologi informasi, maka perpustakaan sebagai suatu unit kerja yang harus memenuhi kebutuhan informasi masyarakat penggunanya, mengaplikasikan teknologi informasi dalam kegiatannya. Teknologi informasi diaplikasikan dalam hal pengelolaan administrasi; sebagai sarana akses pada sumber informasi yang dimilikinya, seperti adanya OPAC; sebagai layanan baru yang disediakan bagi penggunanya, misal layanan akses jurnal elektronik melalui internet; dan perkembangan terakhir perpustakaan menyediakan koleksi dalam format digital yang sudah bisa diakses jarak jauh melalui fasilitas Internet. Dengan demikian perkembangan terkini dari perpustakaan menunjukkan bahwa perpustakaan tidak hanya mengoleksi buku dan mengurus peminjaman buku untuk penggunanya, tetapi sudah mampu menyediakan sumber informasi dalam format media digital dan bahkan sudah bisa diakses secara maya (virtual library) oleh penggunanya. Aplikasi teknologi informasi modern tersebut memang membawa perubahan pada konsep perpustakaan sebagai unit layanan informasi yang cuma-cuma. Dengan aplikasi internet, perpustakaan tidak mungkin menutupi biaya akses atau biaya telekomunikasi yang harus dikeluarkan ketika menelusur informasi, sehingga biaya tersebut dibebankan kepada pengguna. Maka mulai dikenal ada layanan perpustakaan yang harus dibayar. Dengan demikian telah terjadi pergeseran paradigma, yang tadinya free information services menjadi ada beberapa yang fee information services. Meskipun demikian fungsi utama dari perpustakaan tetap melekat dan bahkan perpustakaan semakin bisa memenuhi fungsinya dengan lebih optimal.

Adapun fungsi perpustakaan terdiri dari:

· Sebagai sarana simpan karya manusia Perpustakaan berfungsi sebagai tempat menyimpan dan menemukan kembali produk masyarakat berupa informasi yang sudah direka dalam berbagai media, mulai dari buku hingga format digital.

· Fungsi informasi

Bagi anggota masyarakat yang membutuhkan informasi dapat memintanya atau menanyakannya ke perpustakaan baik dengan berkunjung langsung maupun melalui media telekomunikasi seperti telepon, Internet.

· Fungsi rekreasi

Masyarakat dapat menikmati rekreasi kultural dengan cara membaca buku-buku atau menonton film, atau mendengarkan musik dari koleksi yang bersifat rekreatif yang disediakan perpustakaan.

· Fungsi pendidikan

Perpustakaan merupakan sarana pendidikan nonformal dan informal, artinya perpustakaan merupakan tempat belajar di luar bangku sekolah maupun dalam lingkungan sekolah. Perpustakaan sebagai tempat belajar di luar sekolah diwakili oleh perpustakaan umum yang bisa digunakan oleh seluruh lapisan masyarakat tanpa membedakan usia, agama, suku bangsa, tingkat ekonomi, ataupun tingkat pendidikan. Pada umumnya perpustakaan umum didanai oleh pemerintah, namun akhir-akhir ini banyak perpustakaan yang terbuka untuk umum tetapi disediakan oleh lembaga-lembaga swadaya masyarakat yang memiliki perhatian pada pendidikan masyarakat. Adapun perpustakaan sebagai sarana belajar pendidikan informal diwakili oleh perpustakaan sekolah dan perpustakaan perguruan tinggi.

· Fungsi kultural

Perpustakaan merupakan tempat untuk mendidik dan mengembangkan apresiasi budaya masyarakat. Pendidikan ini dapat dilakukan dengan cara menyelenggarakan pameran budaya, pertunjukan kesenian, pemutaran film, dan bahkan kegiatan bercerita untuk anak-anak. Melihat fungsi perpustakaan tersebut di atas, maka perpustakaan bisa dikatakan sebagai satu unit kerja yang keberadaannya sangat penting bagi masyarakat. Perpustakaan berperan dalam pemeliharaan dan pengembangan budaya masyarakat, dalam pembangunan intelektual masyarakat, dan juga dalam pemeliharaan dan pengembangan mental - spiritual masyarakat. Aspek-aspek tersebut merupakan modal dasar bagi pembangunan suatu bangsa. Dengan demikian perpustakaan memiliki kontribusi yang sangat besar dalam pembangunan bangsa. Berkaitan dengan fungsi perpustakaan tersebut, maka sangat tepat apabila industri melirik perpustakaan sebagai sasaran kegiatan CSR. Jenis perpustakaan yang paling tepat untuk menjadi sasaran CSR adalah perpustakaan umum, karena perpustakaan umum merupakan perpustakaan yang terbuka untuk dimanfaatkan oleh semua lapisan masyarakat. Dengan demikian pembangunan perpustakaan umum sangat penting dalam rangka menyediakan sarana belajar untuk masyarakat di luar bangku sekolah. Sering dikatakan bahwa perpustakaan umum merupakan universitas untuk orang miskin.

Di sisi lain, penyelenggaraan perpustakaan umum merupakan tanggungjawab pemerintah, sehingga keberadaan dan pengembangan perpustakaan umum sangat bergantung pada apresiasi yang diberikan oleh pejabat pemerintah, baik pada tingkat pusat maupun tingkat daerah. Oleh karena itu sering dijumpai suatu perpustakaan umum yang keadaannya sangat memprihatinkan baik dari segi ruangannya, koleksinya, ataupun staf pengelolanya. Hal ini terjadi karena kurangnya tingkat apresiasi terhadap perpustakaan dari pejabat pemerintah setempat. Keadaan tersebut tentu saja harus segera diatasi dengan cara membantu memberikan bantuan baik moriil maupun materiil kepada perpustakaan umum tersebut, mengingat betapa pentingnya peran perpustakaan umum sebagai sarana pendidikan non formal bagi masyarakat. Selain perpustakaan umum, jenis perpustakaan yang juga membutuhkan perhatian adalah perpustakaan sekolah dan perpustakaan perguruan tinggi, karena kedua jenis perpustakaan tersebut merupakan sarana belajar yang mutlak harus ada di lingkungan satu pusat pendidikan atau sekolah. Apalagi di lingkungan suatu perguruan tinggi perpustakaan memiliki peran yang sangat penting, sehingga sering dikatakan bahwa perpustakaan merupakan jantungnya satu universitas. Perpustakaan sekolah atau perpustakaan universitas yang baik, dalam arti ruangannya memadai, fasilitas layanannya lengkap, koleksinya memadai dari segi jumlah, jenis dan variasi subjeknya, juga dikelola oleh staf yang profesional, akan sangat menunjang kelancaran proses belajar mengajar di sekolah atau perguruan tinggi yang bersangkutan. Mahalnya biaya pendidikan yang harus dikeluarkan oleh para orang tua, akan bisa terkurangi apabila perpustakaan sekolah dan perpustakaan universitas sudah bisa menyediakan koleksi dan memberikan layanan yang memenuhi kebutuhan belajar, karena para siswa dan para mahasiswa tidak perlu membeli buku-buku sendiri, mereka bisa meminjam buku-buku yang disediakan di perpustakaan, juga mengakses sumber-sumber informasi yang lain secara cuma-cuma. Dengan demikian menjadikan perpustakaan sebagai target CSR dari industri sangatlah tepat, karena perpustakaan merupakan sarana pendidikan yang sangat penting.

Bantuan yang diberikan untuk perpustakaan bisa berupa memberikan buku-buku atau bentuk sumber informasi lainnya seperti CDROM, DVD, dsb. Perangkat teknologi informasi seperti computer, DVD player, atau memberikan fasilitas akses secara cuma-cuma pada berbagai sumber informasi yang berbasis internet, seperti jurnal elektronik, buku elektronik, dsb. Ataupun bantuan berupa pemberian beasiswa bagi staf perpustakaan agar mereka bisa melanjutkan pendidikannya baik secara formal, ataupun hanya mengikuti training singkat. Bantuan berupa bangunan dan mebeler juga bisa diberikan oleh perusahaan. Beberapa perusahaan yang sudah menjadikan perpustakaan sebagai target CSR seperti PT HM Sampoerna Tbk. dengan Sampoerna Corner, Bank Niaga dengan perpustakaan kelilingnya, Coca Cola Foundation dengan beberapa perpustakaan yang telah dibinanya, dsb.

Bantuan yang diberikan oleh industri pada perpustakaan akan sangat bermanfaat agar perpustakaan yang bersangkutan dapat mengembangkan layanannya baik berupa tersedianya koleksi sumber informasi yang baru dan lebih beragam, maupun tersedianya fasilitas yang lebih lengkap dan modern. Hal ini sangat penting, karena perpustakaan dapat lebih berperan dalam memenuhi kebutuhan informasi masyarakat penggunanya. Lebih jauh lagi perpustakaan dapat lebih percaya diri dan dapat meningkatkan citranya di mata penggunanya dan juga dalam pandangan masyarakat pada umumnya.

Di sisi lain, industri akan memperoleh keuntungan sosial apabila menjadikan perpustakaan sebagai target CSR, karena perpustakaan merupakan satu unit kerja atau tempat yang sering dikunjungi orang banyak (public service area). Dengan demikian keberadaan logo perusahaan yang dipasang di perpustakaan akan dilihat banyak orang, sehingga perusahaan akan lebih dikenal, dan diharapkan akan mendorong terciptanya citra yang positif bagi perusahaan. Citra yang positif pada perusahaan akan mendorong terciptanya citra yang positif pada produk atau aktivitas perusahaan yang bersangkutan. Citra yang positif diharapkan akan mendorong tumbuhnya penghargaan dan kepercayaan dari masyarakat, dimana hal ini akan memberikan dampak sosial yang positif yang lain, seperti keinginan untuk membeli produk, diberikannya penghargaan (award,) kemudahan mendapatkan fasilitas kredit, kemudahan perijinan, dst.

Hal-hal tersebut merupakan keuntungan sosial yang sangat penting bagi eksistensi perusahaan. Perusahaan akan dipandang sebagai inst itusi yang memperhatikan kepentingan social, juga dipandang sebagai warga Negara yang baik yang telah mematuhi undang-undang tentang CSR.

Manfaat Katalog bagi Perusahaan

                                              Manfaat sebuah Katalog bagi Perusahaan.

 



Dalam hal menyampaikan promosi setiap perusahaan mempunyai cara tersendiri untuk membuat produknya dikenal oleh semua orang. Namun dalam penggunaan media juga perlu pertimbangan yang harus dilakukan sebelum perusahaan tersebut akan memasarkan produknya dalam suatu media, karena media yang akan digunakan juga harus tepat dengan target audience produk tersebut agar memberikan manfaat yang efektif bagi perusahaan dalam mempromosikan produknya. Untuk memudahkan perusahaan memperkenalkan produknya kepada konsumen, maka dibuatlah katalog sebagai media promosi.

Katalog adalah daftar barang dan benda yang disusun untuk tujuan tertentu. Katalog dapat dikatakan juga merupakan sebuah media informasi yang berisi tentang daftar koleksi produk suatu perusahaan yang disusun secara sistematis sehingga mempermudah konsumen untuk mengetahui produk yang akan mereka gunakan.

Fungsi katalog dalam kegiatan promosi adalah sebagai media yang dapat menunjukkan segala macam produk yang dimiliki oleh suatu perusahaan yang disusun sesuai dengan jenis produk, fungsi produk, dan katagori produknya. Selain itu juga membantu perusahaan agar dapat mempermudah mempromosikan produknya kepada konsumen. Apalagi perusahaan yang memiliki konsumen yang cangkupannya luas (www.librarycorner.org)

Berikut Jenis-jenis Perpustakaan di Indonesia

 Berikut Jenis-jenis Perpustakaan di Indonesia,

Perpustakaan merupakan tempat terkumpulnya bahan pustaka baik tercetak maupun terekam yang dikelola secara teratur dan sistematis, disamping itu perpustakaan merupakan salah satu sarana pelestarian bahan pustaka sebagai hasil bidaya dan mempunyai fungsi sebagai sumber informasi ilmu pengetahuan, teknologi dan kebudayaan dalam rangka mencerdaskan bangsa dan menunjang pelaksanan pembangunan nasional. Hal ini tertuangkan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 45 (ayat 1) yang menyebutkan bahwa Setiap satuan pendidikan formal dan non formal menyediakan saraana dan prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi pisik, kecerdasan intelektual, soosial, emosional, dan kejiwaan peserta didik. Sarana yang dimaksud meliputi perpustakaan, laboratorium,dan sarana lain untuk menunjang kelancaran proses belajar mengajar,berdasarkan hal tersebut, guna memberikan layanan secara merata kepada masyarakat untuk memanfaatkan perpustakan sebagai sumber informasi dan pengetahuan yang berhasil guna dan berdaya guna.

Perpustakan harus mempunyai daya tarik baik lokasinya, koleksi dan tega yang profesional. Perpustakaan secara umum adalah institusi mengumpulkan bahan pustaka dan pengelola koleksi karya tulis, karya cetak dan/atau karya rekam secara professional dengan system yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian , informasi dan rekreasi para pemustaka atau tempat mengumpulkan bahan pustaka baik tercetak maupun terekam yang dikelola secara teratur dan sistematis untuk didayagunakan oleh Pemustaka.sedangkan yang dimaksud Perpustakaan Sekolah adalah suatu unit kerja yang berada pada lembaga pendidikan sekolah, yang merupakan bagian integral dari sekolah dan merupakan sumber belajar untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan sekolah.
Perpustakaan menyediakan tempat atau ruang serta sarana untuk kegiatan belajar masyarakat dan pengguna perpustakaan yang tenang, nyaman, sehingga pengguna betah belajar di perpustakaan. Dengan demikian dapat mengembangkan minat, kemampuan dan kebiasaan membaca pada masyarakat pengguna perpustakaan maupun masyarakat luas pada umumnya.

Perpustakaan membantu masyarakat pengguna untuk mengembangkan bakat, ketrampilan, minat dan kegemaran serta membiasakan masyarakat untuk mencari informasi yang diperlukan. Di perpustakaan Penyediaan koleksi hendaknya merupakan dimana masyarakat memperoleh rekreasi yang sehat dan menyenangkan serta mendidik . Disamping itu perpustakaan berfungsi sebagai wahana pendidikan, membantu dalam penelitian dan memberikan informasi yang dibutuhkan serta tempat rekreasi yang sehat bagi pemustaka. Perpustakaan juga berfungsi melestarikan hasil karya bangsa. Perpustakaan juga bertugas untuk membantu pemustaka dalam mengembangkan minat, bakat,kegemaran, kemampuan, serta kebiasaan membaca menuju kebiasaan mandiri.

Adapun jenis-jenis perpustakaan yang ada di Indonesia Yaitu :
  1. Perpustakaan Nasional Republik Indonesia yang berada di ibukota Indonesia, memiliki koleksi nasional dan internasional serta melayani masyarakat Indonesia maupun masyarakat Dunia. Adapun pengolahan bahan pustaka secara baku dan sistematis sehingga memudahkan pemustaka menemukan informasi yang diperlukan.
  2. Perpustakaan Daerah yang berada di Propinsi, menyediakan koleksi terutama untuk keperluan masyarakat tingkat propinsi dan masyarakat sekitar dimana perpustakaan berada. Jenis koleksinya yaitu semua jenis ilmu pengetahuan, fiksi dan koleksi tentang Proinsi dan diterbitkan di Propinsi. Adapun pemustakanya semua lapisan masyarakat seperti Mahasiswa, Pelajar, Pegawai dan masyarakat Umum. Disamping itu Perpustakaan melayani masyarakat yang sulit atau tidak bisa datang keperpustakaan, seperti dilembaga pemasyarakatan baik wanita maupun pria, Panti jumpo, panti asuhan, pondok pesantren dll. Dengan demikian dapat dilayani menggunakan mobil perpustakaan keliling.
  3. Perpustakaan Khusus yang berada di Instansi dan melayani masyarakat intansi tersebut, koleksi yang disediakan untuk membantu kelancaran melaksanakan tugas-tugas intansi, dan menambah pengetahuan dan ketrampilan pegawai atau karyawan –karyawannya, diharapkan dalam melaksanakan tugas selesai sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
  4. Perpustakaan Perguruan Tinggi yang berada di Universitas, dalam menyediakan koleksi hendaknya sesuai dengan dimana Perguruan Tinggi mempunyai jenis Fakultas maupun jurusannya, sehingga dapat melaksanakan Tridarma Perguruan Tinggi dengan baik.
  5. Perpustakaan sekolah yang berada di sekolah Negeri maupun swasta. Ruang atau gedung perpustakaan berada di tempat yang setrategis mudah diketahui dan didatangi masyarakat sekolah. Penyediaan koleksinya yang dapat menunjang kegiatan belajar mengajar siswa dan guru, menambah wawasan, meningkatkan pengetahuan, ketrampilan serta tempat rekreasi yang sehat. Masyarakat sekolah atara lain, Siswa, Guru, Karyawan dan Orang tua murid.
  6. Perpustakaan Umum Kab/Kota yang berada di Kabupaten/ Kota, Perpustakaan yang sifatnya umum diharapkan dapat melayani masyarakat umum disekitar dimana perpustakaan berada dan Perpustakaan Keliling untuk melayani dimana masyarakat sulit atau tidak bisa datang ke perpustakaan. Dalam pengadaan koleksi disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat pengguna atau pemustaka. Dimungkinkan Perpustakaan Umum Kabupaten/Kota satu dengan yang lain koleksinya berbeda.
  7. Perpustakaan Desa yang berada di Desa yang sifatnya umum dan menyediakan bahan pustaka sesuai dengan masyarakat desa tersebut guna meningkatkan pengetahuan, ketrampilan, keahlian sehingga dapat meningkatkan tarap hidup atau meningkatkan penghasilan.
  8. Perpustakaan Mobil Keliling merupakan tangan panjang dari Perpustakaan Daerah maupun Perpustakaan Umum. Perpustakaan Mobil keliling, Sepeda motor keliling dan sepeda keliling diperuntukan untuk melayani masyarakat yang tidak bisa datang ke perpustakaan atau jauh dari dimana perpustakaan berada. Adapun kolesinya semua jenis ilmu pengetahuan dan fiksi dan diutamakan koleksi yang sesuai kebutuhan masyarakat desa tersebut.
  9. Perpustakaan Rumah Ibadah yang berada di Rumah Ibadah. Melayani masyarakat rumah ibadah baik Islam, Hindu, Kristen, Bhuda dan lain-lain, adapun koleksinya disesuaikan dengan masyarakat pengguna. Koleksinya diutamakan untuk ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan meningkatkan pengetahuan.

Apa Itu Katalog Perpustakaan?

         Apa Itu Katalog Perpustakaan?

 

Sebuah katalog perpustakaan adalah daftar komprehensif, terorganisir isi perpustakaan: Ini mengacu pada peta, arsip berkala, karya seni, file komputer, mikrofilm, dan, tentu saja, buku. Katalog perpustakaan dibatasi untuk sebuah perpustakaan tertentu atau satu kelompok perpustakaan, tetapi katalog perpustakaan hampir semua hari ini berbagi fitur pencarian dasar yang sama dan organisasi. Setelah munculnya katalog online dalam 70-an, katalog kartu fisik menjadi hampir usang, tetapi beberapa kartu katalog perpustakaan mempertahankan mereka untuk tujuan dekoratif atau peringatan.

Sejarah

Tentang tahun 800, perpustakaan Islam abad pertengahan mulai menggunakan katalog untuk mengatur buku-buku mereka, menyusunnya berdasarkan genre. Katalog dicetak pertama pada catatan adalah nomenklatur Leiden Perpustakaan Universitas, yang mulai dipakai pada 1595. Pada tahun 1920, Melville Dewey mengembangkan sistem Klasifikasi Desimal Dewey dari katalogisasi perpustakaan, dan pada akhir tahun 1930-an, sistem numerik yang dilaksanakan di hampir setiap perpustakaan di Amerika.

Tujuan Fungsional

Pada tahun 1876, Charles Cutter mendefinisikan tujuan dari bibliografi katalog pada Aturan nya untuk Katalog Kamus cetak. Dia menyatakan bahwa seseorang harus dapat menemukan buku mengetahui baik penulis, judul, atau subjek, bahwa katalog harus menunjukkan pengguna semua buku yang memiliki perpustakaan yang diberikan oleh penulis, subjek, atau jenis sastra; dan bahwa harus berguna dalam memandu pilihan pengguna tentang edisi buku dan karakter. Tujuan Cutter tetap relevan sampai hari ini, walaupun beberapa kelompok telah membuat pembaruan. Definisi terbaru dari fungsi katalog berasal dari Persyaratan Fungsional Records Bibliografi, yang menyatakan bahwa katalog harus mengaktifkan empat tugas: menemukan, mengidentifikasi, pilih dan mendapatkan.

Kartu Katalog

Katalog kartu pertama diciptakan di Prancis sekitar 1790, ketika masa perang kekurangan memaksa cataloguers untuk menggunakan kartu bermain disita sebagai bahan baku. Perpustakaan Kongres mulai distribusi kartu katalog diketik pada 1901, tetapi banyak pustakawan (termasuk Melville Dewey) kartu tulisan tangan lebih disukai. Tiga salinan setiap kartu masuk ke katalog perpustakaan: satu untuk disortir oleh penulis, satu dengan judul, dan satu oleh subjek.

Katalog online

Pada akhir tahun 1960, Library of Congress menciptakan format katalog disebut Mesin-Readable Katalogisasi (MARC), yang memungkinkan untuk pengolahan lebih cepat dari catatan bibliografi; pembangunan yang menyebabkan Online Katalog Akses Umum (OPACs), yang jauh lebih murah untuk mempertahankan dari katalog fisik dan dengan demikian dengan cepat diadopsi oleh sebagian besar perpustakaan.

 

Apa Itu Perpustakaan

Apa itu perpustakaan…..?????

Pada zaman global sekarang, pendidikan merupakan sesuatu yang penting. Karena pendidikan merupakan akar dari peradaban sebuah bangsa. Pendidikan sekarang telah menjadi kebutuhan pokok yang harus dimiliki setiap orang agar bisa menjawab tantangan kehidupan.Untuk memperoleh pendidikan, banyak cara yang dapat kita capai. Diantaranya melalui perpustakaan. Karena di perpustakaan berbagai sumber informasi bisa kita peroleh, selain itu banyak juga manfaat lain yang dapat kita peroleh melalui perpustakaan. Ketika kita mendengar kata perpustakaan, dalam benak kita langsung terbayang sederetan buku-buku yang tersusun rapi di dalam rak sebuah ruangan. Pendapat ini kelihatannya benar, tetapi kalau kita mau memperhatikan lebih lanjut, hal itu belumlah lengkap. Karena setumpuk buku yang diatur di rak sebuah toko buku tidak dapat disebut sebagai sebuah perpustakaan.

Memang pengertian perpustakaan terkadang rancu dengan dengan istilah – istilah pustaka, pustakawan, kepustakawanan, dan ilmu perpustakaan. Secara harfiah, perpustakaan sendiri masih dipahami sebagai sebuah bangunan fisik tempat menyimpan buku – buku atau bahan pustaka. Untuk itu, pada pembahasan kali ini akan dikupas secara mendalam tentang pengantar umum perpustakaan yang meliputi : pengertian perpustakaan, maksud dan tujuan pendirian perpustakaan, jenis – jenis perpustakaan, peranan, tugas, dan funsi perpustakaan, aktifitas pokok perpustakaan, dan perpustakaan sebagai disiplin ilmu.

Pengertian Perpustakaan
Perpustakaan diartikan sebuah ruangan atau gedung yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya yang biasanya disimpan menurut tata susunan tertentu yang digunakan pembaca bukan untuk dijual ( Sulistyo, Basuki ; 1991 ).

Ada dua unsur utama dalam perpustakaan, yaitu buku dan ruangan. Namun, di zaman sekarang, koleksi sebuah perpustakaan tidak hanya terbatas berupa buku-buku, tetapi bisa berupa film, slide, atau lainnya, yang dapat diterima di perpustakaan sebagai sumber informasi. Kemudian semua sumber informasi itu diorganisir, disusun teratur, sehingga ketika kita membutuhkan suatu informasi, kita dengan mudah dapat menemukannya.
Dengan memperhatikan keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa perpustakaan adalah suatu unit kerja yang berupa tempat menyimpan koleksi bahan pustaka yang diatur secara sistematis dan dapat digunakan oleh pemakainya sebagai sumber informasi. ( Sugiyanto )

Menurut RUU Perpustakaan pada Bab I pasal 1 menyatakan Perpustakaan adalah institusi yang mengumpulkan pengetahuan tercetak dan terekam, mengelolanya dengan cara khusus guna memenuhi kebutuhan intelektualitas para penggunanya melalui beragam cara interaksi pengetahuan.
Perpustakaan adalah fasilitas atau tempat menyediakan sarana bahan bacaan. Tujuan dari perpustakaan sendiri, khususnya perpustakaan perguruan tinggi adalah memberikan layanan informasi untuk kegiatan belajar, penelitian, dan pengabdian masyarakat dalam rangka melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi (Wiranto dkk,1997).

Secara umum dapat kami simpulkan bahwa pengertian perustakaan adalah suatu institusi unit kerja yang menyimpan koleksi bahan pustaka secara sistematis dan mengelolanya dengan cara khusus sebagai sumber informasi dan dapat digunakan oleh pemakainya.

Namun, saat ini pengertian tradisional dan paradigma lama mulai tergeser seiring perkembangan berbagai jenis perpustakaan, variasi koleksi dalam berbagai format memungkinkan perpustakaan secara fisik tidak lagi berupa gedung penyimpanan koleksi buku.

Banyak kalangan terfokus untuk memandang perpustakaan sebagai sistem, tidak lagi menggunakan pendekatan fisik. Sebagai sebuah sistem perpustakaan terdiri dari beberapa unit kerja atau bagian yang terintergrasikan melalui sistem yang dipakai untuk pengolahan, penyusunan dan pelayanan koleksi yang mendukung berjalannya fungsi – fungsi perpustakaan.